Kamis, 18 Juni 2009

Tugas Elegi Filsafat

Elegi Menggapai Bahagia

Pada suatu hari terjadi perbincangan menarik di dalam kerajaan kehidupan. Para penghuni kerajaan tersebut sedang memperbincangkan tentang ‘Apa itu bahagia?’

Hidup ke-1 bertanya kepada hidup ke-2 :
Hidup ke-2, apakah kamu bahagia? Jika ya, apa yang menyebabkan kamu bisa merasakan yang namanya bahagia?

Hidup ke-2 menjawab :
Of course… I am happy. Tentu saja aku bahagia. Aku punya banyak uang, aku punya banyak emas di istanaku, aku punya banyak istri yang semuanya cantik, dan aku punya kekuasaan. Aku bisa mendapatkan apapun yang aku inginkan.

Hidup ke-1 bertanya kepada hidup ke-3 :
Hidup ke-3, apakah kamu bahagia? Jika ya, apa yang menyebabkan kamu bisa merasakan yang namanya bahagia?

Hidup ke-3 menjawab :
Of course… I am happy. Tentu saja aku bahagia. Hidupku mapan. Aku punya pekerjaan tetap, aku punya penghasilan yang lebih dari cukup, aku punya istri yang sabar melayaniku, aku punya anak-anak yang dapat dibanggakan, dan aku punya rumah yang sangat nyaman untuk kutempati bersama anak istriku.

Hidup ke-1 bertanya kepada hidup ke-4 :
Hidup ke-4, apakah kamu bahagia? Jika ya, apa yang menyebabkan kamu bisa merasakan yang namanya bahagia?

Hidup ke-4 menjawab :
Of course… I am happy. Tentu saja aku bahagia. Aku punya prestasi yang luar biasa. Waktu SD aku menjadi juara siswa teladan. Waktu SMP aku juara olimpiade matematika. Waktu SMA aku menjadi lulusan terbaik. Waktu kuliah aku tidak pernah absen dari memperoleh beasiswa. Dan saat bekerjapun, rekan-rekan sekantorku selalu memuji hasil kerjaku.

Kemudian hidup ke-1 termenung. Ia memikirkan bahagianya. Ia memikirkan kira-kira apa yang bisa membuat ia bahagia. Karena sampai saat ini ia belum juga bisa merasakan yang namanya bahagia. Ia bertanya-tanya di dalam hatinya, kenapa aku tidak bahagia ? Kenapa bahagia tidak datang menghampiriku ?

Pada suatu hari, hidup ke-1 bertemu dengan cermin ajaib. Ia bertanya kepada bayangannya sendiri yang berada di dalam cermin ajaib tersebut:
Wahai bayanganku, sekiranya apakah aku merasa bahagia?

Kemudian si bayangan yang berada di cermin ajaib itu menjawab :
Ya ! Aku bahagia, kamu bahagia, sangat bahagia !

Hidup ke-1 bertanya lagi:
Kenapa aku bahagia dan bagaimana aku meraih kebahagiaan itu?

Si bayangan menjawab sambil tersenyum manis:
Aku tahu aku pasti akan bahagia. Tidak ada alasan bagiku untuk tidak bahagia. Ada banyak hal yang mambuat aku bahagia, bahkan terlalu banyak, sehingga aku tidak akan bisa menjawab saat ada orang yang melanjutkan bertanya apa yang membuat aku bahagia. Kebahagiaanku ada diujung sana dan aku harus meraihnya dengan cara apapun, meski harus dengan tertatih-tatih. Kebahagiaan akan menjadi milikku, aku yakin itu ! Allah terlalu sayang padaku, cinta-Nya terlampau banyak padaku. Dan itu yang membuat aku harus merasakan bahagia yang sesungguhnya, kebahagiaan yang hakiki. Tidak peduli suka maupun duka, karena sukaku adalah bahagiaku, dukaku adalah bahagiaku. Tawaku adalah bahagiaku, tangisku adalah bahagiaku. Ya…karena bagiku, tidak ada alasan untuk tidak bahagia. Aku harus bahagia ! Dan aku yakin aku akan selalu bahagia, karena bahagia itu memang milikku, milik setiap insan.

Hidup ke-1 melanjutkan bertanya kepada bayangannya sendiri:
Terus bagaimana seharusya aku memaknai hidupku dan kehidupanku agar aku bisa menggapai bahagiaku ?

Si bayanganpun menjawab :
Bagiku hidup adalah sesuatu yang harus diperjuangkan, apapun bentuknya. Ya, hidupku harus aku perjuangkan jika aku mau menang dalam hidup. Hidup adalah tekad. Memaknai, memahami, mengerti, kemudian memenangkan hidupku. Itulah yang harus selalu aku perjuangkan. Kehidupan adalah suatu proses yang akan selalu berjalan selama aku hidup. Akan ada tuntutan untuk belajar dan belajar. Ada hal-hal yang musti kita terima saat kehidupan berjalan jauh dari apa yang kita inginkan. Kelihatannya seperti sia-sia. Tapi sungguh…ia telah banyak mengajariku bagaimana seharusnya menjadi tongkat yang baik, bahkan aku juga harus belajar bagaimana seharusnya menjadi tempat sampah yang baik pula. Sepertinya enggan untuk berjalan, tapi ini adalah garis kehidupanku, yang ia ada karena aku ada. Aku hanya ingin berusaha untuk tetap survive karena memang itu satu-satunya jalan yang harus aku tempuh huntuk menggapai segala bahagia yang memang menjadi milikku, milik setiap insan.
Saat aku mencoba memaknai hidup, saat itu juga aku akan mendapatkan sesuatu yang berharga dalam hidupku. Saat aku mencoba memaknai arti kedewasaan dari umurku yang semakin bertambah, saat itu juga akan aku temukan diriku yang semakin dewasa. Sedikit ataupun banyak, pelan ataupun cepat. Yang jelas, segala sesuatu dalam hidup dan kehidupan ini akan selalu berproses. Bahagiakupun akan selalu berproses. Ia akan menemukan jalannya sendiri.

Hidup ke-1 bingung. Lalu ia bertanya lagi dan lagi.... :
Lalu bagaimana aku bisa mengerti dan memahami hidup dan kehidupanku? Aku semakin tidak mengerti apa yang aku alami selama ini ?

Si bayangan menjawab lagi dan lagi… :
Semakin aku mengerti dan memahami apa yang diinginkan hidup, semakin diriku dimengerti dan dipahami pula oleh hidup. Aku harus mampu menerima apa yang diberikan oleh hidup dan tidak menuntut apa yang tidak diberikan oleh hidup.

Hidup ke-1 bertanya lagi lagi dan lagi ... :
Berarti aku menyerah untuk menerima apa yang tidak diberikan oleh hidupku sendiri ?

Si bayangan menjawab lagi lagi dan lagi ... :
Bukan...!!! Menerima bukan lantas pasrah dan tanpa usaha. Karena usaha yang akan menjadikan hidupku lebih berarti, dan pasrah yang akan membuatku selalu bahagia. Aku akan coba untuk mengerti apa yang dimau hidup, karena hidup adalah mengolah kehidupan.

Hidup ke-1 bertanya lagi lagi lagi dan lagi ... :
Wahai bayangan..., detik demi detik, hari demi hari, hingga tahun berganti tahun berikutnya, aku merasa diriku semakin tua. Jika sekarang aku bahagia, apakah semakin tua aku akan semakin bahagia ? Atau sebaliknya ?

Si bayangan menjawab lagi lagi lagi dan lagi ... :
Tidak ada yang lebih berharga dari usiaku yang semakin bertambah, melainkan semakin bertambahnya iman dan taqwaku. Harus semakin dewasa dan semakin bijak dalam menghadapi setiap persoalan. Ingat satu hal bahwa semakin aku dewasa, maka semakin besar pula masalah yang akan aku hadapi kelak. Tapi, jangan takut ! Karena masalah-masalah itulah yang akan semakin mendewasakanku. Masalah-masalah itulah yang akan membuat hidupku menjadi lebih hidup dan lebih berarti. Percayalah…akan datang suatu masa dimana aku akan tersenyum bangga melihat hidup dan kehidupanku di masa lalu.
Tetap menjadi ’aku’ yang selalu bahagia!! Tetap menjadi ’aku’ yang selalu semangat dalam menjalani kehidupan!! Selalu ceria, tersenyum, bahagia, dan SEMANGAT, seperti apapun keadaannya!! Maka aku akan temukan kebahagiaan yang hakiki, bahagia yang tidak akan pernah lekang oleh waktu, bahagia yang tidak akan pernah pudar karena semakin tua usia, dan bahagia yang tidak akan pernah musnah karena kematian sekalipun.

Hidup ke-1 lega karena ia kini telah merasa menemukan bahagianya. Bahagia yang tidak akan pernah direbut oleh siapapun, bahagia yang tidak akan pernah terebut oleh apapun. Karena bahagianya tersimpan dalam-dalam di hatinya. Bahagianya terkunci rapat-rapat dalam rasa syukur yang tiada bertepi.

1 komentar: